Psikoterapi (Logotherapy)

Ririn Yulita Prihandini (19510426/3PA01)

PSIKOTERAPI

LOGOTHERAPY

A. Tokoh Logotherapy

Logoterapi diperkenalkan oleh Viktor Frankl, seorang dokter ahli penyakit saraf dan jiwa (neuro-psikiater). Logoterapi berasal dari kata “logos” yang dalam bahasa Yunani berarti makna (meaning) dan juga rohani (spirituality), sedangkan terapi adalah penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi secara umum dapat digambarkan sebagai corak psikologi/ psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia di samping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will of meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna (the meaningful life) yang didambakannya.

 B.  Ada tiga asas utama logotherapy yang menjadi inti dari terapi ini, yaitu:

    1. Hidup itu memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup.
    2. Setiap manusia memiliki kebebasan – yang hampir tidak terbatas – untuk menentukan sendiri makna hidupnya. Dari sini kita dapat memilih makna atas setiap peristiwa yang terjadi dalam diri kita, apakah itu makna positif atupun makna yang negatif. Makna positif ini lah yang dimaksud dengan hidup bermakna.
    3. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mangambil sikap terhadap peristiwa tragis yang tidak dapat dielakkan lagi yang menimpa dirinya sendiri dan lingkungan sekitar. Contoh yang jelas adalah seperti kisah Imam Ali diatas, ia jelas-jelas mendapatkan musibah yang tragis, tapi ia mampu memaknai apa yang terjadi secara positif sehingga walaupun dalam keadaan yang seperti itu Imam tetap bahagia.

C.    Ajaran Logohterapy

Ketiga asas itu tercakup dalam ajaran logoterapi mengenai eksistensi manusia dan makna hidup sebagai berikut.

a. Dalam setiap keadaan, termasuk dalam penderitaan sekalipun, kehidupan ini selalu mempunyai makna.

b.  Kehendak untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama setiap orang.

c. Dalam batas-batas tertentu manusia memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi untuk memilih, menentukan dan memenuhi makna dan tujuan hidupnya.

d. Hidup bermakna diperoleh dengan jalan merealisasikan tiga nilai kehidupan, yaitu nilai-nilai kreatif (creative values), nilai-nilai penghayatan (eksperiental values) dan nilai-nilai bersikap (attitudinal values).

 D. Tujuan Logotherapy

Tujuan dari logoterapi adalah agar setiap pribadi:

a. memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama yang dianutnya;

b. menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan.

c. memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan untuk mamp[u tegak kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.

E. Pandangan Logotherapy terhadap Manusia

a. Menurut Frankl manusia merupakan kesatuan utuh dimensi ragawi, kejiwaan dan spiritual. Unitas bio-psiko-spiritual.

b. Frankl menyatakan bahwa manusia memiliki dimensi spiritual yang terintegrasi dengan dimensi ragawai dan kejiwaan. Perlu dipahami bahwa sebutan “spirituality” dalam logoterapi tidak mengandung konotasi keagamaan karena dimens ini dimiliki manusia tanpa memandang ras, ideology, agama dan keyakinannya. Oleh karena itulah Frankl menggunakan istilah noetic sebagai padanan dari spirituality, supaya tidak disalahpahami sebagai konsep agama.

c. Dengan adanya dimensi noetic ini manusiamampu melakukan self-detachment, yakni dengan sadar mengambil jarak terhadap dirinya serta mampu meninjau dan menilai dirinya sendiri.

d. Manusia adalah makhluk yang terbuka terhadap dunia luar serta senantiasa berinteraksi dengan sesama manusia dalam lingkungan sosial-budaya serta mampu mengolah lingkungan fisik di sekitarnya.

F.  Logotherapy sebagai Teori Kepribadian

Kerangka pikir teori kepribadian model logoterapi dan dinamika kepribadiannya dapat digambarkan sebagai berikut: Setiap orang selalu mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Dalam pandangan logoterapi kebahagiaan itu tidak datang begitu saja, tetapi merupakan akibat sampingan dari keberhasilan seseorang memenuhi keinginannya untuk hidup bermakna (the will to meaning). Mereka yang berhasil memenuhinya akan mengalami hidup yang bermakna (meaningful life) dan ganjaran (reward) dari hidup yang bermakna adalah kebahagiaan (happiness).

Di lain pihak mereka yang tak berhasil memenuhi motivasi ini akan mengalami kekecewaan dan kehampaan hidup serta merasakan hidupnya tidak bermakna (meaningless). Selanjutnya akibat dari penghayatan hidup yang hampa dan tak bermakna yang berlarut-larut tidak teratasi dapat mengakibatkan gangguan neurosis (noogenik neurosis) mengembangkan karakter totaliter (totalitarianism) dan konformis (conformism).

G.  Existensi manusia menurut pandangan logotherapy

1. Freedom of will (memiliki kebebasan berkendak)

Dalam pandangan logotherapy manusia memilki kebebasan untuk menentukan sikap terhadap kondisi-kondisi psikologis, sosiokultural dan kesejarahannya. Kemampuan inilah yang menyebabkan manusia memiliki kebebasan untuk menentukan apa yang dianggap penting dan baik bagi dirinya. Kebebasan ini dalam pandangan logoterapi harus diimbangi dengan tanggung jawab agar tidak berkembang menjadi kesewenangan.

2. Will to meaning (Memiliki kehendak untuk hidup bermakna)

Hasrat untuk dapat hidup inilah yang memotivasi individu untuk bekerja, berkarya dan melakukan kegiatan-kegiatan penting dengan tujuan agar hidupnya menjadi berharga dan dihayati secara bermakna. Sebagai motivasi utama manusia, hasrat untuk hidup bermakna, mendambakan seseorang menjadi pribadi yang berharga dan berarti dengan kehidupan yang sarat dengan kegiatan bermakna.

3.  Meaning of life (Memiliki makna hidup)

Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, benar dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang ( Bastaman, 1996 ). Untuk tujuan praktis maknahidup dianggap identik dengan tujuan hidup. Makna hidup bisa berbeda antara manusia satudengan yang lainya dan berbeda setiap hari, bahkan setiap jam. Karena itu, yang pentingbukan makna hidup secara umum, melainkan makna khusus dari hidup seseorang pada suatusaat tertentu. Setiap manusia memiliki pekerjaan dan misi untuk menyelesaikan tugas khusus.Dalam kaitan dengan tugas tersebut dia tidak bisa digantikan dan hidupnya tidak bisa diulang.Karena itu, manusia memiliki tugas yang unik dan kesempatan unik untuk menyelesaikantugasnya ( Frankl, 2004).

H.  Karakteristik makna hidup menurut Victor Frankl adalah:

a. Makna hidup itu bersifat unik dan personal, artinya apa yang dianggap oleh seseorang, belum tentu berarti bagi orang lain. Bahkan apa yang dianggap penting dan bermakna pada saat ini oleh seseorang belum tentu sama maknanya bagi orang itu pada waktu yang lain. Jadi, makna hidup seseorang itu bersifat khusus, berbeda dengan orang lain, dan berubah dari waktu ke waktu.

b. Makna hidup itu bersifat spesifik dan konkrit, artinya dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan nyata sehari-hari dan tidak selalu harus dikaitkan dengan tujuan-tujuan idealistis, prestasi-prestasi akademis yang tinggi atau hasil renungan filosofis yang kreatif.

c.  Makna hidup itu bersifat memberi pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehingga makna hidup seakan-akan menantang individu untuk memenuhinya. Jadi dalam pandangan logoterapi makna hidup adalah: “Bertanggungjawab terhadap hidupnya karena sikap bertanggung jawab merupakan esensi dasar kehidupan manusia”.

Frankl (Dalam Trimardhany, 2003) menyimpulkan bahwa makan hidup bisa ditemukan melalui tiga cara, yaitu:

  1.  Nilai Kreatif

Nilai kreatif dapat diraih melalui berbagai kegiatan. Pada dasarnya seorang bisa mengalamistress jika terlalu banyak beban pekerjaan, namun ternyata seseorang akan merasa hampa danstress pula jika tidak ada kegiatan yang dilakukannya. Kegitan yang dimaksud tidaklahsemata-mata kegiatan mencari uang, namun pekerjaan yang membuat seorang dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sesuatu yang dinilainya berharga bagi dirinyasendiri atau orang lain maupun kepada tuhan.

2. Nilai Penghayatan

Nilai penghayatan menurut Frankl dapat dikatakan berbeda dari nilai kreatif karena caramemperoleh nilai penghayatan adalah dengan menerima apa yang ada dengan penuhpemaknaan dan penghayatan yang mendalam. Realisasi nilai penghayatan dapat dicapaidengan berbagai macam bentuk penghayatan terhadap keindahan, rasa cinta dan memahamisuatu kebenaran ( Frankl dalam Koeswara, 1992 ). Makna hidup dapat diraih melaluiberbagai momen maupun hanya dari sebuah momen tunggal yang sangat mengesankan bagiseseorang misalnya memaknai hasil karya sendiri yang dinikmati orang lain.

3. Nilai Bersikap

Nilai terakhir adalah nilai bersikap. Nilai ini sering dianggap paling tinggi karena di dalammenerima kehilangan kita terhadap kreativitas maupun kehilangan kesempatan untuk menerima cinta kasih, manusia tetap bisa mencapai makna hidupnya melalui penyikapanterhadap apa yang terjadi. Bahkan di dalam suatu musibah yang tak terelakan, seorang masihbisa dijadikannya suatu momen yang sangat bermakan dengan cara menyikapinya secara tepat. Dengan perkataan lain penderitaan yang dialami seseorang masih tetap dapatmemberikan makna bagi dirinya.

Menurut Bastaman (1996) menyederhanakan dan memodifikasi metode Logoanalysis sebagai berikut :

  1.  Pemahaman Pribadi

Mengenali secara objektif kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan lingkungan, baik yangmasih merupakan potensi maupun yang telah teraktualisasi untuk kemudian kekuatan-kekuatan itu dikembangkan dan kelemahan-kelemahan dihambat dan dikurangi

2. Bertindak positif

Mencoba menerapkan dan melaksanakan dalam perilaku dan tindakan-tindakan nyata sehari-hari yang dianggap baik dan bermanfaat. Bertindak positif merupakan kelanjutan dari berfikirpositif.

 3.  Pengakraban Hubungan

Secara sengaja meningkatkan hubungan yang baik dengan pribadi-pribadi tertentu (misalnya anggota keluarga, teman, rekan kerja, tetangga ), sehingga masing-masing merasa salingmenyayangi, saling membutuhkan dan bersedia bantu-membantu.

4. Pengalaman Tri Nilai

Berupaya untuk memahami dan memenuhi tiga ragam nilai yang dianggap sebagai sumbermakna hidup yaitu nilai-nilai kreatif ( kerja, karya ), nilai-nilai penghayatan ( kebebaran,keindahan, kasih, iman ), dan nilai-nilai bersikap ( menerima dan mengambil sikap yang tepatatas derita yang tidak dapat dihindari lagi ).

5. Ibadah

Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri pada sang pencipta yang pada akhirnyamemberikan perasan damai, tentaram, dan tabah. Ibadah yang dilakukan secar terus-menerusdan khusuk memberikan perasan seolah-olah dibimbing dan mendapat arahan ketikamelakukan suatu perbuatan.

Frankl berpendapat bahwa manusia dapat memperolehmakna hidup yang bersumber dari :

  1. Nilai-nilai kreatif (creatif values), yaitu : berkarya, bekerja, mencipta, danmelaksanakan satu kegiatan dengan baik karena mencintai kegiatan itu.
  2. Nilai-nilai penghayatan (experiental values), yaitu : meyakini dan menghayatikebenaran, keyakinan, keindahan, cinta kasih, dan keimanan.
  3. Nilai-nilai bersikap (attitudinal values), yaitu : mengambil sikap tepat ataspengalaman tragis yang tak terhindarkan

Inti ajaran logoterapi ada 4, yaitu:

1. Dalam setiap keadaan apapun selalu memilki makna.

2. Kehendak akan hidup bermakna merupakan motivasi utama hidup.

3. Dalam batasan-batasan tertentu, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, menetukan dan memenuhi tujuan hidupnya.

 I. Teknik Konseling atau Terapis Logotherapy

Terapi Logo masih menginduk kepada aliran psikoanalisis, akan tetapi menganut paham eksistensialisme. Mengenai teknik konseling, digunakan semua teknik yang kiranya sesuai dengan kasus yang dihadapi. Tampaknya kemampuan menggali hal – hal yang bermakna dari klien, amat penting.

 
DAFTAR  PUSTAKA

Borders, B. Communication Modernity & History. Hal 302-305. books.google.com/books?isbn=9791583056. Diakses tanggal 15 April 2013.

 Gunarsa, Singgih. D. Konseling dan Psikoterapi. Hal 177. books.google.com/books?isbn=9794159239. Diakses tanggal 16 April 2013.

 Tasmara, Toto. (2002). Membudayakan Etos Kerja Islam. Halaman 188. books.google.com/books?isbn=9795617680. Diakses tanggal 21 April 2013

 

Tentang Ririn Yulita Prihandini

Mahasiswa Jurusan Psikologi Kelas 1PA04 Universitas Gunadarma
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar